INFILTRASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PADA MASYARAKAT ADAT KAJANG SULAWESI SELATAN
DOI:
https://doi.org/10.33096/respon.v4i1.192Keywords:
Teknologi komunikasi, Masyarakat adat, KajangAbstract
Teknologi dapat membawa dampak yang signifikan terhadap perubahan sosial dan pola perilaku komunikasi, termasuk pada masyarakat adat. Salah satu masyarakat yang menolak segala bentuk tersebut adalah masyarakat adat Kajang. Keteguhan mereka dalam memegang ajaran dalam pappasang (pesan Lisan) menjadikan mereka membatasi diri terhadap segala bentuk teknologi. Penelitian ini akan memberikan pemahaman bagaimana masyarakat Kajang menyikapi teknologi informasi yang hadir ditengah kehidupan tradisional mereka dan bagaimana teknologi informasi memasuki kehidupan masyarakat adat Kajang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan paradigram interpretivisme. Informan kunci dalam penelitian ini adalah adalah Ammatoa (ketua adat), beberapa Galla Puto (Pemangku Adat), Kepala Desa Tana Toa, guru dan aktivis budaya Kajang. Penelitian ini dilakukan secara langsung dalam wilayah masyarakat Ammatoa Kajang. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Sikap dan proses Infiltrasi orang Kajang dalam Merespon Teknologi komunikasi. Untuk menjawab unit analisi peneliti merujuk pada teori konstruksi sosial teknologi (SCOT) Konstruksi Sosial Teknologi (The Sosial Construction of Tehcnology - SCOT). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Sikap orang Kajang dalam merespon teknologi informasi bervariasi tergantung pada tingkat keyakinan, pengetahuan, pendidikan, dan pengalaman masing-masing individu. Beberapa orang Kajang merespon teknologi informasi dengan antusias dan terbuka untuk mengadopsinya sebagai bagian dari kehidupan mereka, sementara yang lain lebih skeptis atau bahkan menolak teknologi informasi. Sikap masyarakat adat Kajang dalam merespon teknologi mencerminkan dinamika unik antara tradisi, keberlanjutan, dan adaptasi terhadap perubahan.Masyarakat adat. Dalam Upaya mempertahankan nilai-nilai tradisional yang kuat, mereka berusaha memastikan bahwa nilai-nilai budaya dan tradisi mereka tidak tergerus. Sikap ini tercermin dalam upaya untuk menyelaraskan penggunaan teknologi dengan nilai-nilai local mereka yang terkandung dalam passang ri Kajang. Sikap partisipatif masyarakat adat Kajang dalam pengambilan keputusan terkait teknologi cenderung melibatkan ammatoa. Keputusan yang signifikan dari amma selaku pemangku adat dibuat melalui musyawarah dan aturannya tercantum dalam passang ri Kajang hal ini mencerminkan nilai-nilai kepatuhan dan kesederhanaan yang terus terpelihara. Penelitian ini telah di persentasikan dalam Asian pasipic annual conference dan di publish di abstract procceding, serta disubmit di jurnal komunikasi Undip.