MAKNA SIMBOLIK KOMUNIKASI BUDAYA DALAM TRADISI KAMBA-KAMBANO DHO GAA PADA MASYARAKAT RUMPUN BOMBONAWULU, KECAMATAN GU, KABUPATEN BUTON TENGAH
DOI:
https://doi.org/10.33096/respon.v2i3.50Keywords:
Makna, Komunikasi, Budaya Kamba-Kambano Dho GaaAbstract
Nur Rofifah Marzuki. 06520180145. Makna Simbolik Komunikasi Budaya Dalam Tradisi Kamba-Kambano Dho Gaa Pada Masyarakat Rumpun Bombonawulu, Kecamatan GU, Kabupaten Buton Tengah Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui makna simbolik dalam tradisi kamba-kambano dho gaa pada masyarakat Rumpun Bombonawulu, Kecamatan GU, Kabupaten Buton Tengah. (2) Untuk mengetahui bentuk komunikasi budaya dalam tradisi kamba-kambano dho gaa (pernikahan) pada masyarakat Rumpun Bombonawulu, Kecamatan GU, Kabupaten Buton Tengah. Adapun jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara semiterstruktur, dan dokumentasi. Informan penelitian adalah tiga tokoh adat dan dua masyarakat yang terlibat dalam proses pelaksanaan tradisi kamba-kambano dho gaa. Dalam menganalisis data menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman menggunakan tiga teori yaitu teori interaksi simbolis, teori semiotika, dan teori folklor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Tradisi Kamba-Kambano Dho Gaa bagi masyarakat Rumpun Bombonawulu dilakukan saat seorang anak laki-laki secara biologis sudah memiliki dasar-dasar kemampuan jasmani berupa ketangkasan dan randaa. Bagi anak perempuan ditandai dengan telah mengalami masa haid dan telah memiliki kemampuan membantu atau mengurus rumah tangga. dalam prosesi pelaksanaan tradisi Kamba-Kambano Dho Gaa dilakukan tahap demi tahap. Seperti tahap nofecilae (mengintip), Feenagho losa (menyampaikan lamaran), de owa losa (membawa lamaran), persiapan isi gambi pernikahan, pengantaran gambi, do kala powowo (pergi tinggal), haroa (baca doa), mo’ato (akad nikah), fewaniu ae (mencuci kaki), dengkoha do kawi (duduk kawin), kafeinao no pakawi (nasehat dan ijab qabul), pesua lambu moane (kerumah suami). Di setiap tahapan ini memiliki makna simbolik